MAKNA
SIMBOLIK MOTIF-MOTIF BATIK UPACARA ADAT MITONI DI YOGYAKARTA
Motif
batik yang digunakan pada saat upacara
adat mitoni berjumlah tujuh, yaitu: Parang Kusumo, Udan Liris, Sido Asih, Semen
Romo, Semen Romo Sawat Gurdo, Picis Gurdo Atau Mangkoro dan
sebagai pakaian terakhir menggunakan kain
Lurik Dringin. Kain batik tersebut masing- masing mengandung
makna yang luhur, yaitu:
1.
Parang Kusumo yang motifnya mempunyai makna agar anak yang dilahirkan kelak
dapat menjadi seorang kesatria yang mempunyai budi pekerti luhur, mandiri, dan
berani mengatasi persoalan yang sedang dihadapi dalam kehidupan. Sedangkan
warna pada motif tersebut mempunyai makna kesucian, kewibawaan dan keabadian.
Motif
Parang Kusumo
2.
Udan Liris yang pada motifnya mempunyai makna agar anak yang dilahirkan kelak
mendapatkan rezeki yang lancar dan menjadi orang yang teliti didalam
mengerjakan sesuatu sehingga dapat membuat orang yang berada
disekitarnya menyukai sikap dan perilakunya serta menyayangi anak tersebut.
Sedangkan warna pada motif tersebut mempunyai makna kesucian dan keabadian.
Motif
Udan Liris
3.
Picis Gurdo yang pada motifnya mempunyai makna agar anak yang dilahirkan dapat mencari rezeki dengan cara
dan jalan yang
baik dan dapat melanglang
buana seperti burung garuda yang dapat terbang tinggi. Sedangkan pada
warna motif tersebut kewibawaan dan kesucian.
Motif
Picis Gurdo
4.
Picis Mangkoro yang
pada motifnya mempunyai
makna agar anak yang
dilahirkan kelak dapat
tumbuh dan mempunyai
rezeki yang melimpah, mempunyai kedudukan atau jabatan yang mulia dan
dijauhkan dari marabahaya. Sedangkan warna pada motifnya mempunyai makna
kewibawaan dan kesucian.
Motif
Picis Mangkoro
5.
Sido Asih yang pada motifnya mempunyai makna agar anak yang dilahirkan kelak
selalu dikasihi oleh banyak
orang baik di keluarga maupun di masyarakat. Sedangkan pada warna motif
mempunyai makana ketentraman hati, bersih, karismatik dan keabadian.
Motif
Sido Asih
6. Semen Romo yang pada motifnya mempunyai
makna agar anak yang dilahirkan dapat bersemi kepada orangtua, dapat berkembang
baik dari segi keahlian,
rezeki dan perilaku yang
lebih baik serta dapat memajukan masyarakat dan Negara.
Sedangkan warna pada motifnya mempunyai makna kesucian, kewibawaan dan
keabadian.
Motif
Semen Romo
7.
Semen Romo Sawat Gurdo yang pada motifnya mempunyai makna agar anak yang
dilahirkan dapat meraih cita-cita tinggi
sesuai dengan keinginannya, seperti burung garuda yang dapat terbang
tinggi. Sedangkan pada warna motifnya mempunyai makna kesucian, kewibawaan dan
keabadian.
Sebagai
kain penutup pada upacara tersebut menggunakan kain lurik (dringin) yang
mempunyai makana agar yang dilahirkan mau mebaur dengan
masyarakat, rendah hati.
Sedangkan warna pada kain tersebut
mempunyai makna
keanggunan,
kemakmuran dan keluhuran. Dari makna simbolik yang terkandung pada
setiap motif dan warna kain batik tersebut masyarakat
Yogyakarta dapat mengetahui dan mengaplikasikan nilai luhur pada kain batik
tersebut.
Motif
Semen Romo Sawat Gurdo
Sebagai
kain terakhir atau penutup menggunakan kain lurik dringin. Kain ini mengandung
makna agar anak yang dilahirkan kelak mempunyai
jiwa rendah hati, sederhana, dan bisa berbaur sama
masyarakat.
Kain
lurik Dringin
Sumber tulisan :
MAKNA SIMBOLIK MOTIF-MOTIF BATIK UPACARA ADAT MITONI DI YOGYAKARTA
THE SYMBOLIC OF BATIK DESIGN AT MITONI RITUALITY IN YOGYAKARTA
Sugeng
NIM : 09207241007
Dosen Pembimbing : Iswahyudi,M.Hum.
Universitas Negeri Yogyakarta
e-mail : jangkis.sukses@gmail.com
THE SYMBOLIC OF BATIK DESIGN AT MITONI RITUALITY IN YOGYAKARTA
Sugeng
NIM : 09207241007
Dosen Pembimbing : Iswahyudi,M.Hum.
Universitas Negeri Yogyakarta
e-mail : jangkis.sukses@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar