Sesanti

Sesanti

Sabtu, 04 Januari 2014

8. Mata Pencaharian



TATA NILAI MATA PENCAHARIAN

Meskipun  hidup  di  dunia  hanya  sementara,  tetapi  tugas  mulia  yang  harus  ditunaikan manusia ialah bersungguh-sungguh berusaha keras secara terus-menerus (sepi ing pamrih ramé   ing   gawé)   mengusahakan   dan   menjaga   kebenaran,   kebaikan,   keindahan, keselamatan, dan kelestarian dunia   (hamemayu hayuning bawana). Wujud nyata tugas mulia itu dilakukan manusia dengan bekerja. Orang tidak boleh berpangku tangan saja tanpa bekerja (lungguh jégang sila tumpang), dengan  mengharap rejeki seakan-akan bakal jatuh  dengan  sendirinya  dari  langit  (thenguk-thenguk  nemu  kethuk;  ngentèni  endogé blorok). Setiap orang harus bertekad bulat (cancut taliwanda) berusaha keras (mbudidaya) mengerjakan sesuatu pekerjaan yang berguna baik bagi dirinya sendiri, keluarganya, masyarakat sekitarnya, negaranya, maupun bagi umat manusia seluruhnya.

Bekerja harus dilandasi kesungguhan lahir batin menghadapi segala tantangan, kesulitan, dan risiko yang mungkin timbul. Barang siapa yang takut dan malas menghadapi tantangan, kesulitan, dan risiko perkerjaan, dia takkan mendapat hasil yang layak (sapa wania ing gampang, wedia ing éwuh, sabarang nora tumeka). Dalam menghadapi setiap tantangan, kesulitan, dan risiko pekerjaan apa pun, orang harus senantiasa berteguh hati dalam berpendirian, handal dan ulet dalam menghadapi masalah, cakap dan tangkas dalam menyelesaikan persoalan (tatag, tanggon, trengginas). Dalam menyelesaikan pekerjaan bersama, masing-masing pihak yang terlibat harus memelihara kebersamaan dan kekompakan (saiyeg saeka kapti) agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat.

Bekerja tidak boleh serampangan, terburu-buru, sembrono, dan asal jadi, melainkan harus teliti, cermat, dan penuh perhitungan, agar mendapat hasil yang maksimal (alon-alon waton kelakon, kebat kliwat, gancang pincang). Oleh karena itu, bekerja harus dirancang dan ditata dengan tertib, diorganisasikan dan dikelola dengan teratur (tata), semua kegiatan kerja harus dilaksanakan dengan cermat dan saksama (titi), setiap sasaran yang dituju harus ditempuh dengan langkah-langkah  yang benar dan tepat (titis), dan semua pekerjaan harus diselesaikan dengan tuntas (tatas) tanpa menyisakan masalah. Hasil kerja ditentukan oleh seberapa besar pikiran, tenaga, dan biaya yang dicurahkan. Semakin tinggi hasil yang dikehendaki, semakin tinggi pula pengorbanan yang dituntut (jer basuki mawa béya).

Dalam melakukan pekerjaan, setiap orang menginginkan penghasilan yang layak bagi keberlangsungan hidupnya,  untuk  memenuhi kebutuhan  dan keinginannya.  Begitu  pula dalam  dunia  perniagaan,  memperoleh  keuntungan  merupakan  tujuan  utamanya.  Akan tetapi, mencari keuntungan tidak boleh berujung keserakahan dengan cara membabi buta sehingga dapat berakibat merugikan orang lain. Setiap transaksi harus dilakukan dengan jujur dan adil. Harga ditetapkan dan disepakati menurut kualitas barang atau jasa yang ditransaksikan (ana rega ana rupa). Dengan demikian, mencari keuntungan berarti bukan hanya menguntungkan diri sendiri, melainkan juga menguntungkan orang lain sekaligus, alias saling menguntungkan. Mencari kemakmuran dan kesejahteraan berarti saling memakmurkan dan mensejahterakan satu sama lain.

Dalam mengelola perekonomian, tidak boleh menghambur-hamburkan pengeluaran uang tanpa pertimbangan matang. Pengeluaran harus dikelola dengan hemat, cermat, dan amat berhati-hati (gemi, nastiti, ngati-ati) dengan mempertimbangkan skala prioritas secara bijaksana  menurut  urgensinya,  agar  tata  alur  dan  tata  alir  keuangan  yang  baik  tetap terjamin  keberlangsungannya.  Kepentingan  pribadi  harus  diperjuangkan,  namun kepentingan bersama tetap harus dijaga. Perniagaan tidak boleh menyuburkan egoisme dan   individualisme,   melainkan   harus   tetap   dapat   menjamin   keharmonisan   dan persaudaraan dalam masyarakat. Dalam situasi yang amat sulit, untuk sementara waktu berniaga dengan rugi sedikit tidak mengapa asal persaudaraan dan kesejahteraan bersama tetap terjaga (tuna satak, bathi sanak).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar