Sesanti

Sesanti

Sabtu, 04 Januari 2014

6. Teknologi



TATA NILAI TEKNOLOGI

Teknologi pada hakikatnya merupakan praktek penyiasatan atau rekayasa yang dilakukan oleh manusia untuk mempermudah dalam memenuhi kebutuhan, dan bahkan keinginan hidupnya, secara lebih efektif dan efisien. Kecakapan dan ketrampilan teknologi bukan hanya dipergunakan untuk keperluan eksplorasi, eksploitasi, dan pengendalian alam, melainkan kini telah merambah ke bidang administrasi dan manajemen. Dengan siasat dan rekayasa   teknologis,   manusia   semakin   memperoleh   kemudahan,   kenikmatan,   dan kenyamanan hidup.

Dalam sejarah peradaban yang panjang, budaya Jawa Yogyakarta telah memiliki begitu banyak dan beragam kecakapan dan ketrampilan teknologis. Kecakapan dan ketrampilan teknologis yang  berkenaan  dengan  pemanfaatan  sumber  daya  alam,  meliputi kegiatan pemenuhan kebutuhan pangan, sandang, papan, pemukiman, dan pengelolaan lingkungan hidup, telah dipraktekkan dengan prinsip keselarasan, serasian, dan keseimbangan antara ekploitasi dan konservasi, antara pemenuhan kebutuhan masa kini dan keberlanjutannya bagi masa depan (lumintu; sustainable), jangan sampai terjadi keserakahan eksploitasi secara  berlebihan  (angkara  murka)  sehingga  dapat  mengguncangkan  dan  merusak harmoni alam. Kelestarian alam amat ditentukan oleh kecakapan dan kebijaksanaan manusia (rahayuning bawana kapurba waskithaning manungsa). Keguncangan dan kerusakan alam sebagai makrokosmos akan mengguncang dan merusak keharmonisan kehidupan manusia sebagai mikrokosmos.

Kecakapan dan ketrampilan teknologis yang berkenaan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya manusia dipraktekkan dengan dilandasi oleh prinsip kemanusiaan. Manajemen sumber daya manusia dimaksudkan agar manusia dapat bekerja secara lebih produktif, lebih efisien, lebih kreatif dan inovatif, namun harus dihindari perlakuan-perlakuan yang ekploitatif sehingga merendahkan harkat dan martabat manusia itu sendiri. Pengelolaan sumber daya manusia bukan dimaksudkan untuk memeras dan merendahkan derajat manusia,  melainkan justru untuk  memuliakannya.  Sesungguhnya, keselamatan dan kesejahteraan umat manusia hanya bisa terwujud apabila manajemen sumber daya manusia dilandasi oleh peri kemanusiaan (rahayuning manungsa dumadi karana kamanungsané).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar